ANALISA
DIRI(ANDIR)
(Metode
Berfikir Analisis)
Pengantar
Analisa Diri terdiri
dari dua kata yaitu: analisa yang berarti meneliti, introspeksi atau dalam
istilah arabnya muhasabah. Sedangkan Diri berarti: aku, ego, saya, beta dan
sebagainya. Jadi Analisa diri adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar
untuk meneliti diri kita sendiri. Menganalisa diri penting dilakukan untuk
mengetahui siapa sebenarnya diri kita? Dan apa seharusnya yang diri kita
perbuat? Sudah sesuaikah apa yang diri kita perbuat? Dan dan lain sebagainya.
Selain “diri” secara umum, penting untuk dikaji potensi dan kelemahan yang ada
si dalam diri kita sehingga nantinya kita bisa memperbaikinya dimasa mendatang.
Selamat membaca!
Siapakah
diri kita?
Kira-kira semua sepakat
jika ditanya maka jawabanya adalah “manusia”. Di dunia ini sudah banyak sekali
kita melihat manusia dengan berbagai ragamnya. Ada yang putih, hitam, coklat
sampai terbagi menjadi berbagai macam ras dan suku bangsa. Semua itu adalah
makhluk Allah yang diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Jadi
sebenarnya, manusia adalah “wakil” Allah di muka bumi ini untuk mengelola dan
mengatur sesuai petunjuknya.
Tugas
dan Fungsi Manusia
1. Tugas manusia sebagai
Abdullah (hamba Allah)
Mengapa
manusia bertugas sebagai abdullah? Untuk menjawab masalah ini bisa dikaitkan
dengan proses kejadian manusia yang telah dikemukakan terdahulu. pada dasarnya
manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/materi dan roh/immateri. Jasad
manusia berasal dari alam materi (saripati yang berasal dari tanah), sehingga
eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-aturan atau hukum Allah yang berlaku
di alam materi (Sunna-tullah). Sedangkan roh-roh manusia, sejak berada di alam
arwah, sudah mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui
Allah sebagai Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepadaNya (Q.S. al-A’raf:
172).
Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap
eksistensi dirinya atauaturannya, maka salah satu tugas hidup yang harus
dilaksanakannya adalah abdullah (hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh
kepada aturan dan KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya).
2. Tugas manusia sebagai
Khalifah Allah
Tugas
hidup manusia juga sebagai khalifah Allah di muka bumi. Hal ini dapat difahami
dari firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 30:
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Karena itulah maka
sudah selayaknya manusia menyandang tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas
mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S. Hud : 61), serta mewujudkan
keselamatan dan kebahagiaan hidup di muka bumi (Q.S. al-Maidah : 16), dengan
cara beriman dan beramal saleh (Q.S. al-Raâd : 29), bekerjasama dalam
menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran (Q.S. al-Ashr :
1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah
sejak manusia pertama hingga manusia pada akhir zaman yang akan datang, dan
merupakan perwujudan dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (abdullah).
Manusia sebagai makhluk
Allah mempunyai dua tiga utama, yaitu: (1) sebagai abdullah, yakni hamba Allah
yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan KehendakNya serta
mengabdi hanya kepadaNya; dan (2) sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang
meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, dalam
keluarga/rumah tangga, dalam masyarakat, dan (3)tugas kekhalifahan terhadap alam.
Dalam bahasa yang sederhana, kegiga hubungan itu diistilahkan(Hablum Minallah,
Hablum Minannas dan Hablum Minal ‘Alam)
Perangkat
Analisa Diri
Setelah secara umum kita mengetahui
posisi dan tugas kita, point ini rekan-rekanita sekalian diajak untuk meneliti
“diri” dalam artian yang sempit. Pada prinsipnya hal-hal yang termaksud ke
dalam faktor internal yang mempengaruhi diri adalah hal-hal yang berkaitan
dengan:
1. Kekuatan
(strength)
Kekuatan,
kelebihan atau potensi apakah yang dimiliki diri kita? Itu penting sebagai
bagan analisa mulai dari potensi, sifat dan materi.
2. Kelemahan (weaknesses).
Setelah
tahu kekuatan/ kelebihan diri kita, cobalah untuk menginventarisir seberapa
banyak kelemahan atau kekurangan diri kita. Jika kita tahau kekurangan kita, nantinya
itu mencati catatan kita untuk memperbaiki dan mengubahnya menjadi kekuatan..
Sedangkan, hal-hal yang
termasuk dalam faktor eksternal adalah:
3. Peluang (opportunities)
Dengan kekuatan dan beberapa
kelemahan yang diri kita meliki, sebenarnya berapa banyak peluang yang baik
untuk kita? Itu juga menjadi catatan dirikita dalam melangkah dan ber-evaluasi.
Apakah peluang yang selama ini ada belum kita maksimalkan? Coba hitung berapa
peluangnya.
4. Ancaman (threats) yang
dapat mempengaruhi diri kita.
Ancaman
apa sajakah yang bakal menghadang diri kita? Itu juga perlu dianalisa. Apakah
ancaman itu bisa kita subah menjadi suatu tantangan yang dapat ditaklukkan?
Atau minimal kita tahu bahaya atau sebuah resiko untuk diri kita berhati-hati
dalam melangkah.
Dengan menganalisis
kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang di ada, serta peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) yang harus di hadapi, maka diri kita
menentukan strategi agar dapat mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas
diri secara optimal.
Mencari
Identitas Diri
Berikutnya kita akan
mencari tahu untuk mencapai kondisi diri yang benar, dimana posisi diri kita
pada saat melatih pemahaman. Dalam hal ini dikenal empat jendela diri, dimana
seseorang berada dalam penilaian, adakalanya posisi tersebut dapat membantu
bagi kita untuk melangkah lebih lanjut, empat quadran jendela yang dimaksud
dikenal dengan Johari Windows;
Quadran Johari Windows
Kita
Tahu
Orang
Lain Tahu Kita Tahu
Orang
Lain Tidak Tahu
Orang
Tahu
Kita
Tidak Tahu Orang Tidak Tahu
Kita
Tidak Tahu
• Kita tahu, orang lain
tahu. Jendela yang memerlihatkan Posisi dimana diri kita tahu siapa diri kita
dan mengerti apa yang kita bisa serta apa kemampuan kita. Begitu juga dengan
orang lain mampu memahami dan tahu dengan tingkah laku dan kemampuan kita.
• Kita tahu, orang lain
tidak tahu. jendela yang memerlihatkan diri, dimana kita tahu siapa kita, namun
orang lain tak mengetahuinya. Seakan berada dalam tabir yang tak dapat terlihat
oleh orang lain terhadap apa yang kita punyai, meskipun kita memahami tapi
orang lain tidak.
• Orang tahu, kita tidak
tahu. jendela yang memerlihatkan diri pada orang lain, siapa kita dan apa yang
kita miliki, namun uniknya diri kita sendiri tidak tahu apa yang kita miliki.
• Orang tidak tahu, kita tidak
tahu. Jendela yang memerlihatkan diri yang semu tanpa sesuatu yang dapat
dipahami dan diketahui oleh orang lain, begitu juga dengan diri kita sendiri
tidak paham dengan apa yang terjadi dan yang kita miliki.
Saat kita sudah
mengetahui siapa dan apa yang kita miliki dalam diri, proses berikutnya adalah
pengembangan kemampuan dan upaya-upaya untuk menutupi kelemahan. Pada dasarnya
kelemahan adalah sikap kita terhadap kekurangan yang kita miliki, jika saja
kita mampu mengubah kekurangan itu menjadi satu kekuatan untuk bergerak ke
bagian level yang lebih baik, maka akan lebih mudah mematangkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar